Mempertajam Indra Ke Enam & Intuisi
Sahabat, Indra ke enam tidak harus selalu terkait dengan dunia gaib. Alam jin, gendruwo, kuntilanak, dll. Ataupun dunia ramal-meramal, trawangan, dll. he...he..he.. Nah, itulah salah kaprahnya kita bangsa indonesia, sukanya cari ketrampilan yang tidak compatible dengan kebutuhannya. Paling suka kalau disebut orang sakti, tetapi ilmu kesaktiannya tadi tidak bermanfaat untuk membawanya ke puncak tangga sukses. Ya, karena paling banter ilmunya tadi hanya menunjang untuk jadi Paranormal, sebuah profesi yang agaknya cukup banyak diminati oleh masyarakat kita. he..he..he..
Padahal indra ke enam, the six sense, atau Intuisi tidaklah terbatas pada dunia gaib dan dunia ramal-meramal
semata. Namun itu terkait dengan segala bidang kehidupan, setiap manusia mempunyai bakat kepekaan indra ke enam. Dan menurut saya, pengembangan Indra ke enam yang terbaik haruslah dapat membawa manfaat bagi kehidupannya dan terutama dapat menunjang apapun profesi yang di gelutinya.
Apakah intuisi itu?
Bagaimana anda bisa menggunakannya lebih baik?
Intuisi adalah kekuatan yang dengan cepat menyadari bahwa “sesuatu” itu adalah kasusnya. Intuisi adalah
kemampuan psikis yang dikenal sebagai firasat, atau kemampuan untuk merasakan apa yang akan terjadi
selanjutnya. Hal tersebut dilakukan tanpa intervensi dari berbagai proses yang masuk akal. Tidak ada
langkah-langkah induktif atau deduktif yang masuk akal. Tidak ada analisa yang wajar dari situasi tersebut, tidak ada bantuan dari imajinasi. Hanya sekilas dan tiba-tiba muncul. Anda hanya tahu ada yang tidak sesuai.
Definisi “intuisi” yang paling praktis dan akurat bagi saya adalah “ketika saya tahu sesuatu, tanpa mengetahui
bagaimana caranya, kok, saya bisa tahu hal tersebut.” Inilah juga yang disebut kecerdasan hati, di mana informasinya tidak hadir sebagai buah pikiran, atau analisa yang komprehensif dan akurat dari segala sudut. Intuisi umumnya hadir dalam bentuk sebuah ‘rasa’ yang sederhana, jernih namun berbisik, sehingga untuk bisa menangkapnya kita perlu lebih terbuka dan peka.
Untuk menjadi intuitif adalah sifat alami manusia, hampir setiap manusia mempunyai kemampuan ini, dan pernah mengalaminya selama hidupnya. Yang membedakan hanya tingkatan dari kemampuan ini. Namun, ilmu pengetahuan masih belum menjelaskan mengapa beberapa individu tampaknya lebih kuat dan lebih tajam intuisinya daripada orang lain. Hal ini karena ada beberapa individu langka yang memiliki kemampuan psikis kuat dari yang lain.
Banyak orang berpikir bahwa intuisi adalah hanya soal kebetulan. Namun, ada beberapa individu-individu berbakat yang intuisinya jarang gagal dan selalu menjadi kenyataan - ini jelas bukan lagi soal kebetulan.
Sebenarnya setiap orang memiliki intuisi yang kuat dan berpotensi sama. Seorang bayi dan ibu berkomunikasi dan saling memahami lewat rasa, lewat intuisi. Hanya memang ketika kita menjadi dewasa, lalu dididik untuk lebih mengasah pikiran dan kecerdasan otak serta cenderung mengabaikan perasaan, maka perlahan-lahan kemampuan intuisi ini pun menjadi pudar, tumpul bahkan hampir hilang sama sekali bagi sebagian individu. Bahkan bagi orang-orang yang 100% bertumpu pada kecerdasan otak saja, mendengarkan rasa hati dianggap sebagai sesuatu yang aneh, tidak alami, bahkan bodoh. Menurut orang-orang ini, pilihan dan keputusan yang baik adalah yang diambil berdasarkan proses berpikir dan analisa yang baik.
Lagi-lagi Bersambung....
RistiGo Menulis
-
▼
2012
(22)
-
▼
Februari
(22)
-
▼
Feb 13
(6)
- Aktifkan Mata Ketiga Anda....Mudah dan tidak Berba...
- Aktifkan Mata Ketiga Anda....Mudah dan tidak Berba...
- Aktifkan Mata Ketiga Anda....Mudah dan tidak Berba...
- Aktifkan Mata Ketiga Anda....Mudah dan tidak Berba...
- Aktifkan Mata Ketiga Anda....Mudah dan tidak Berba...
- Aktifkan Mata Ketiga Anda...Mudah dan tidak Berbah...
-
▼
Feb 13
(6)
-
▼
Februari
(22)
Senin, 13 Februari 2012
Aktifkan Mata Ketiga Anda....Mudah dan tidak Berbahaya....Bagian 5
Ilmuwan “Menemukan Kembali” Mata Ketiga
Pentingnya mata ketiga yang dikenal juga sebagai mata kebijaksanan, telah diketahui oleh para pencari Kebenaran dan praktisi rohani selama berabad-abad, namun baru-baru ini keberadaannya baru diakui oleh ilmu pengetahuan modern. Sebagai contoh, dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh orang Rusia baru-baru ini, negatif (film) yang diletakkan di dalam sebuah amplop yang tidak tembus cahaya mulai berkembang menjadi gambar foto setelah diletakkan di atas dahi seseorang. Menurut peneliti utama riset ini, Vitaly Pravdivstev, “Pengujian ini mengungkapkan bahwa orang-orang tertentu sanggup memancarkan apa yang disebut “gambaran otak” dari suatu tempat di dalam dahi.”
Pravdivstev terus menunjukkan hubungan antara kemampuan ini dengan pusat otak yang dikenal sebagai mata ketiga. Ia menyatakan, “Tradisi orang Asia kuno dapat membuktikan perkiraan kita: Mereka mengatakan bahwa radiasi datang dari pusat energi manusia. Ilmu pengetahuan esoterik menyebut pusat ini sebagai mata ketiga.”
Demikian juga, keberadaan mata ketiga pada hewan-hewan tertentu telah dibuktikan di bidang zoologi. Banyak reptil dan burung memiliki mata ketiga yang berhubungan dengan kelenjar pineal. Mata ini tidak melihat dengan cara yang sama seperti mata fisik, tetapi mata ini dapat merasakan cahaya dan panas. Selain itu, kelenjar pineal manusia telah terbukti memiliki penerima cahaya dan memproduksi melatonin, suatu zat yang pelepasannya ditentukan oleh sejumlah cahaya yang diterima tubuh (lihat majalah Berita # 133,“The Pineal Gland and Melatonin (Kelenjar Pineal dan Melatonin)”.
Namun, ilmuwan umumnya meremehkan pentingnya fungsi kelenjar pineal dalam tubuh manusia. Meskipun sama dengan mata ketiga dari hewan-hewan tertentu, manusia tidak menggunakan kelenjar tersebut untuk merasakan cahaya secara langsung. Penemuan baru-baru ini menunjukkan bahwa mata fisik juga dapat memproduksi melatonin sehingga membuat peran kelenjar pineal semakin diabaikan. Akhirnya, tidak seperti pada hewan, mata ketiga manusia terpendam di dalam otak dan perbedaan tempat ini dapat membuat keberadaan kelenjar pineal manusia bahkan semakin kurang penting. Dalam istilah evolusi, kelenjar tersebut kelihatannya lambat laun menghilang daripada digunakan untuk fungsi vital.
Namun, penemuan yang dilakukan oleh Vitaly Pravdivstev yang dibahas di atas mungkin mendorong ilmu pengetahuan modern untuk menerima pandangan baru pada topik tersebut. Kemampuan untuk memproyeksikan gambar di foto telah menunjukkan bahwa organ ini sebenarnya dapat “melihat” sendiri dan bekerja melampaui tingkat keberadaan fisik. Kebanyakan dari mata ketiga mungkin berada dalam keadaan yang tidak aktif. Alasannya mungkin berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh ilmu pengetahuan. Kelenjar pineal mungkin hanya butuh semacam pembangkitan yang Guru sebut sebagai “berhubungan kembali dengan Tuhan“ untuk mendapatkan perannya yang benar.
Bersambung Yuk.......
Pentingnya mata ketiga yang dikenal juga sebagai mata kebijaksanan, telah diketahui oleh para pencari Kebenaran dan praktisi rohani selama berabad-abad, namun baru-baru ini keberadaannya baru diakui oleh ilmu pengetahuan modern. Sebagai contoh, dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh orang Rusia baru-baru ini, negatif (film) yang diletakkan di dalam sebuah amplop yang tidak tembus cahaya mulai berkembang menjadi gambar foto setelah diletakkan di atas dahi seseorang. Menurut peneliti utama riset ini, Vitaly Pravdivstev, “Pengujian ini mengungkapkan bahwa orang-orang tertentu sanggup memancarkan apa yang disebut “gambaran otak” dari suatu tempat di dalam dahi.”
Pravdivstev terus menunjukkan hubungan antara kemampuan ini dengan pusat otak yang dikenal sebagai mata ketiga. Ia menyatakan, “Tradisi orang Asia kuno dapat membuktikan perkiraan kita: Mereka mengatakan bahwa radiasi datang dari pusat energi manusia. Ilmu pengetahuan esoterik menyebut pusat ini sebagai mata ketiga.”
Demikian juga, keberadaan mata ketiga pada hewan-hewan tertentu telah dibuktikan di bidang zoologi. Banyak reptil dan burung memiliki mata ketiga yang berhubungan dengan kelenjar pineal. Mata ini tidak melihat dengan cara yang sama seperti mata fisik, tetapi mata ini dapat merasakan cahaya dan panas. Selain itu, kelenjar pineal manusia telah terbukti memiliki penerima cahaya dan memproduksi melatonin, suatu zat yang pelepasannya ditentukan oleh sejumlah cahaya yang diterima tubuh (lihat majalah Berita # 133,“The Pineal Gland and Melatonin (Kelenjar Pineal dan Melatonin)”.
Namun, ilmuwan umumnya meremehkan pentingnya fungsi kelenjar pineal dalam tubuh manusia. Meskipun sama dengan mata ketiga dari hewan-hewan tertentu, manusia tidak menggunakan kelenjar tersebut untuk merasakan cahaya secara langsung. Penemuan baru-baru ini menunjukkan bahwa mata fisik juga dapat memproduksi melatonin sehingga membuat peran kelenjar pineal semakin diabaikan. Akhirnya, tidak seperti pada hewan, mata ketiga manusia terpendam di dalam otak dan perbedaan tempat ini dapat membuat keberadaan kelenjar pineal manusia bahkan semakin kurang penting. Dalam istilah evolusi, kelenjar tersebut kelihatannya lambat laun menghilang daripada digunakan untuk fungsi vital.
Namun, penemuan yang dilakukan oleh Vitaly Pravdivstev yang dibahas di atas mungkin mendorong ilmu pengetahuan modern untuk menerima pandangan baru pada topik tersebut. Kemampuan untuk memproyeksikan gambar di foto telah menunjukkan bahwa organ ini sebenarnya dapat “melihat” sendiri dan bekerja melampaui tingkat keberadaan fisik. Kebanyakan dari mata ketiga mungkin berada dalam keadaan yang tidak aktif. Alasannya mungkin berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh ilmu pengetahuan. Kelenjar pineal mungkin hanya butuh semacam pembangkitan yang Guru sebut sebagai “berhubungan kembali dengan Tuhan“ untuk mendapatkan perannya yang benar.
Bersambung Yuk.......
Aktifkan Mata Ketiga Anda....Mudah dan tidak Berbahaya....Bag 4
Hormon Mata Ketiga & Indra Ke Enam
Jaman dahulu, kalau orang menginginkan menjadi cenayang yang mempunyai kewaskitaan dan indra ke-enam yang tajam, weruh sajroning winarah, dapat melihat sebelum terjadi, maka mereka harus menjalani tapa brata ngebleng pati geni, pitung dina pitung mbengi. Meditasi dalam ruangan gelap gulita selama tujuh hari tujuh malam. Mengapa demikian ?
Para guru jaman itu, pasti tidak bisa menjelaskan mengapa demikian ! Ternyata, akhir-akhir ini ada laporan penelitian dari Thailand dan Netherland yang menyebutkan adanya beberapa hormon yang menyebabkan seseorang menjadi cenayang setelah bermeditasi di ruang gelap selama 7 hari berturut-turut. Menarik kan ?
Pada saat seseorang bermeditasi dengan cara memejamkan matanya di ruangan gelap, maka kelenjar Pineal menghasilkan Melatonin. Produksi Melatonin ini hanya sampai maksimal 2 – 5 miligram per hari. Disamping mengatur “jam biologis” manusia, melatonin ini juga bermanfaat bagi perkembangan kesadaran spiritual.
Setelah meditasi memasuki hari ke 3, dan melatonin mencapai 15 – 20 mlgram, maka Kelenjar Pineal menghentikan produksi Melatonin dan menggantinya dengan memproduksi Pinolin.
Pinolin yang bersifat superkonduktor inilah yang merangsang timbulnya kemampuan seseorang untuk menjadi cenayang. Sehingga dengan kadar Pinolin yang tinggi, orang akan dapat terbangkitkan kepekaan dan kemampuan kewaskitaannya, melihat, mendengar, dan merasa dengan menggunakan indera ke enamnya.
Setelah meditasi berlanjut sampai hari ketujuh atau kedelapan, maka kelenjar Pineal mulai memproduksi hormon 5-Meo-Dimethyltryptamin ( DMT ).. Pada saat kadarnya dalam darah mencapai 25 mlgram, maka terbukalah “mata ketiga” yang posisinya di belakang kening ( c. ajna ). Cakra Ajna inilah yang antara lain mengatur ketajaman kewaskitaan, kecerdasan dan kesadaran spiritual manusia.
Nah, setelah mengetahui rahasianya ini. Maka kita tentu tidak perlu sampe puasa pati geni, ngebleng, dll. cukup kita sering bermeditasi atau berzikir di ruangan yang pencahayaannya remang-remang saja itu sudah cukup. Jadi tidak perlu sampai gelap total. Dan tidak perlu sampai meninggalkan aktifitas keseharian kita. he..he..he... santai saja, biar Indra ke enam kita berkembang secara alamiah. Tidak perlu ambisi dan memaksakan diri. Penjelasan selengkapnya mengenai hormon tersebut, teruskan membaca yang di bawah ini.
Empat Hormon Yang Terlibat Dalam Kecerdasan Intuitif Dan Kecerdasan Spiritual
1. Melatonin.
Melatonin dihasilkan oleh kelenjar pineal dalam keadaan gelap. Setiap malam bila orang tidur dengan lampu padam maka melatonin diekskresikan. Bila orang tidur dengan lampu bernyala maka produksi melatonin tidak lancar akibatnya pagi hari esoknya orang bangun dengan perasaan tubuh kurang bugar. Melatonin juga dihasilkan (sedikit sekali) apabila orang bermeditasi dengan cara memejamkan mata atau diruangan yang gelap. Produksi melatonin hanya maksimal 2 – 5 mg perhari. Melatonin dihasilkan juga oleh hewan dan mengatur pola hibernasi beruang – misalnya – yang harus tidur selama berbulan-bulan pada musim dingin. Melatonin mengatur jam biologis manusia sehingga terbangun dan mengantuk pada waktunya. Ini penting bagi hewan karena hewan tidak mengenal jam mekanik tetapi matanya peka terhadap ultra violet UV matahari yang menghambat produksi melatonin pada siang hari tetapi merangsang produksi melatonin pada malam hari. Melatonin juga bermanfaat bagi berkembangnya kesadaran spiritual. Injeksi melatonin kimiawi membawa efek sedatif (penenangan) namun membawa akibat samping ketagihan.
2. Pinolin.
Menurut penelitian Mantak Chia yang memperkenalkan system meditasi kamar gelap (Darkroom meditation) setelah hari ketiga meditasi dalam alam kegelapan maka kadar melatonin mencapai tingkat 15 sampai 20mg di dalam darah, maka kelenjar pineal berhenti mengekskresikan melatonin dan mulai memproduksi pinoline yang bersifat superkonduktor dan meningkatkan replikasi sel-sel tubuh (mitosis) dan interkalasi dengan molekul-molekul DNA. Historisnya, zat pinoline hanya dihasilkan dalam rahim wanita yang sedang mengandung, dalam “lucid dreaming” dan dalam pengalaman pra-mati (Near Death Experience atau NDE).
Pinolin inilah yang merangsang terjadinya clairvoyance, clairaudiencedan clairsentience. Tanpa kadar pinoline yang tinggi jangan harap terjadi gejala-gejala metafisis tersebut. Atau dibalik pernyataannya, orang yang memiliki bakat alami akan ketiga jenis penglihatan, pendengaran, pe-roso-an (roso Jawa tidak identik dengan rasa) batin tersebut pastilah ditubuhnya secara alami memiliki kadar pinoline yang tinggi.
Demikianlah sehingga pinoline membantu dalam proses dekoding DNA yang memuat “collective memory” dari nenek moyang seseorang sehingga ia menemukan informasi senilai harta karun yang tersembunyi. Pola decode yang diberikan oleh otak kanan itu akan berupa cahaya, suara, pengetahuan (ilham) dan realisasi.
Tubuh manusia memiliki enam trilyun sel dan setiap sel dapat “berkomunikasi” dengan setiap sub- artikel atom yang bertebaran di seluruh ruang angkasa ini. Setiap sel itu memiliki “kecerdasan” dan mampu berkomunikasi satu sama lain. Maka tidak heran kalau dengan kadar pinolin yang tinggi manusia mampu “membaca” kepingan-kepingan memory yang tertinggal pada partikel-partikel atom di manapun di alam semesta ini.
Boleh dikatakan pinoline memungkinkan pintu menuju atas sadar manusia terbuka dan manusia dapat mengakses informasi yang terdapat di sana dan di mana-mana. Maka membaca “jejak memory” yang menempel pada HP seseorang yang tidak dikenal atau arloji yang dipakainya relative merupakan sesuatu yang “bukan mustahil”. Partikel atom garam yang berasal dari keringat seseorang atau hormone pheromone dari tangannya masih menempel pada HP atau arloji itu – sesuai hukum kekekalan zat dan memuat “sebagian memory” dari si pemiliknya.
3. Hormon 5-MeO-DMT.
Setelah berada dan bermeditasi selama 6 sampai 8 hari terus menerus maka kelenjar pineal mulai memproduksi hormon ini. Hormon ini bersifat luninesens (medatangkan cahaya) dan fosforensens karena sejumlah fosfen disalurkan ke korteks mata dan orang melihat sinar terang di kepalanya.
Penelitian oleh trio E.P.A.Van Wijka; J. Ackermanc; R.Van Wijka,b (aInternational Institute of Biophysics, Neuss, Germany bUtrecht University, The Netherlands cCottage Hospital, Santa Barbara, CA, USA) menunjukkan bahwa meditasi menghasilkan emisi foton ultra-lemah (UPE = Ultra Weak Photon Emission) pada lengan dan dahi para meditator yang diobservasi.
Maka tidak heran kalau lukisan para aulia dalam agama apapun selalu diberi latar belakang sinar terang di belakang kepala mereka dan disertai halo (gelang sinar di kepala). Bagaimana mungkin semua agama memperlihatkan kecenderungan yang sama apabila fenomena tersebut hanya bersifat fiktif atau artifisial?
Pada tingkat itu NMDA-I (‘N-Methyl-D-Aspartare Inhibition’) biasanya muncul. Ini merupakan “wujud halus” proses perlambatan daripada signal-signal input glutamat ke dalam sel-sel. Dan hal ini mempermudah sistem syaraf untuk menyebabkan elektron-elektron berhenti beredar di dalam sel-sel, yang pada gilirannya menyebabkan tingkat meditasi menjadi jauh lebih mendalam lagi. 5-MeO-DMT berinterkalasi dengan perantara RNA. Orang dapat melihat visualisasi holon, seperti memahami pikiran-pikiran pra-bahasa (bahasa telepatik).
4. Dimethyltryptamin (DMT)
Pada hari kesembilan sampai duabelas dalam meditasi dalam ruang gelap total, maka kadar hormone DMT dapat mecapai 25 mg dalam darah. Maka terbukalah apa yang dinamakan “mata ketiga” dam orang secara spiritual dengan “tubuh energi”-nya mampu melayang ke antariksa melampaui dimensi ruang dan waktu.
TM-Sidhi Course pernah mengajarkan selain “flying sidhi” juga teknik `menembus tembok” ini tetapi course semacam ini setahu saya belum pernah diadakan di Indonesia. Dalam course Darkroom Meditation ini selepas 12 hari maka para meditator akan memiliki pandangan mata inframerah dan ultraviolet serta mampu berlari-lari antar ruangan dengan benar-benar “menembus tembok’ dan `tembus orang” dengan cara melihat dan menembus “pola panas tubuhnya” (heat patterns). Pada tahap inilah orang mulai memahami serta mengalami apa yang dinamakan `unconditional love” atau “agape” yaitu jenis kasih yang bersifat ilahi (bukan kasih manusiawi atau sekedar homofil lagi).
Bersambung Lagi.......
Jaman dahulu, kalau orang menginginkan menjadi cenayang yang mempunyai kewaskitaan dan indra ke-enam yang tajam, weruh sajroning winarah, dapat melihat sebelum terjadi, maka mereka harus menjalani tapa brata ngebleng pati geni, pitung dina pitung mbengi. Meditasi dalam ruangan gelap gulita selama tujuh hari tujuh malam. Mengapa demikian ?
Para guru jaman itu, pasti tidak bisa menjelaskan mengapa demikian ! Ternyata, akhir-akhir ini ada laporan penelitian dari Thailand dan Netherland yang menyebutkan adanya beberapa hormon yang menyebabkan seseorang menjadi cenayang setelah bermeditasi di ruang gelap selama 7 hari berturut-turut. Menarik kan ?
Pada saat seseorang bermeditasi dengan cara memejamkan matanya di ruangan gelap, maka kelenjar Pineal menghasilkan Melatonin. Produksi Melatonin ini hanya sampai maksimal 2 – 5 miligram per hari. Disamping mengatur “jam biologis” manusia, melatonin ini juga bermanfaat bagi perkembangan kesadaran spiritual.
Setelah meditasi memasuki hari ke 3, dan melatonin mencapai 15 – 20 mlgram, maka Kelenjar Pineal menghentikan produksi Melatonin dan menggantinya dengan memproduksi Pinolin.
Pinolin yang bersifat superkonduktor inilah yang merangsang timbulnya kemampuan seseorang untuk menjadi cenayang. Sehingga dengan kadar Pinolin yang tinggi, orang akan dapat terbangkitkan kepekaan dan kemampuan kewaskitaannya, melihat, mendengar, dan merasa dengan menggunakan indera ke enamnya.
Setelah meditasi berlanjut sampai hari ketujuh atau kedelapan, maka kelenjar Pineal mulai memproduksi hormon 5-Meo-Dimethyltryptamin ( DMT ).. Pada saat kadarnya dalam darah mencapai 25 mlgram, maka terbukalah “mata ketiga” yang posisinya di belakang kening ( c. ajna ). Cakra Ajna inilah yang antara lain mengatur ketajaman kewaskitaan, kecerdasan dan kesadaran spiritual manusia.
Nah, setelah mengetahui rahasianya ini. Maka kita tentu tidak perlu sampe puasa pati geni, ngebleng, dll. cukup kita sering bermeditasi atau berzikir di ruangan yang pencahayaannya remang-remang saja itu sudah cukup. Jadi tidak perlu sampai gelap total. Dan tidak perlu sampai meninggalkan aktifitas keseharian kita. he..he..he... santai saja, biar Indra ke enam kita berkembang secara alamiah. Tidak perlu ambisi dan memaksakan diri. Penjelasan selengkapnya mengenai hormon tersebut, teruskan membaca yang di bawah ini.
Empat Hormon Yang Terlibat Dalam Kecerdasan Intuitif Dan Kecerdasan Spiritual
1. Melatonin.
Melatonin dihasilkan oleh kelenjar pineal dalam keadaan gelap. Setiap malam bila orang tidur dengan lampu padam maka melatonin diekskresikan. Bila orang tidur dengan lampu bernyala maka produksi melatonin tidak lancar akibatnya pagi hari esoknya orang bangun dengan perasaan tubuh kurang bugar. Melatonin juga dihasilkan (sedikit sekali) apabila orang bermeditasi dengan cara memejamkan mata atau diruangan yang gelap. Produksi melatonin hanya maksimal 2 – 5 mg perhari. Melatonin dihasilkan juga oleh hewan dan mengatur pola hibernasi beruang – misalnya – yang harus tidur selama berbulan-bulan pada musim dingin. Melatonin mengatur jam biologis manusia sehingga terbangun dan mengantuk pada waktunya. Ini penting bagi hewan karena hewan tidak mengenal jam mekanik tetapi matanya peka terhadap ultra violet UV matahari yang menghambat produksi melatonin pada siang hari tetapi merangsang produksi melatonin pada malam hari. Melatonin juga bermanfaat bagi berkembangnya kesadaran spiritual. Injeksi melatonin kimiawi membawa efek sedatif (penenangan) namun membawa akibat samping ketagihan.
2. Pinolin.
Menurut penelitian Mantak Chia yang memperkenalkan system meditasi kamar gelap (Darkroom meditation) setelah hari ketiga meditasi dalam alam kegelapan maka kadar melatonin mencapai tingkat 15 sampai 20mg di dalam darah, maka kelenjar pineal berhenti mengekskresikan melatonin dan mulai memproduksi pinoline yang bersifat superkonduktor dan meningkatkan replikasi sel-sel tubuh (mitosis) dan interkalasi dengan molekul-molekul DNA. Historisnya, zat pinoline hanya dihasilkan dalam rahim wanita yang sedang mengandung, dalam “lucid dreaming” dan dalam pengalaman pra-mati (Near Death Experience atau NDE).
Pinolin inilah yang merangsang terjadinya clairvoyance, clairaudiencedan clairsentience. Tanpa kadar pinoline yang tinggi jangan harap terjadi gejala-gejala metafisis tersebut. Atau dibalik pernyataannya, orang yang memiliki bakat alami akan ketiga jenis penglihatan, pendengaran, pe-roso-an (roso Jawa tidak identik dengan rasa) batin tersebut pastilah ditubuhnya secara alami memiliki kadar pinoline yang tinggi.
Demikianlah sehingga pinoline membantu dalam proses dekoding DNA yang memuat “collective memory” dari nenek moyang seseorang sehingga ia menemukan informasi senilai harta karun yang tersembunyi. Pola decode yang diberikan oleh otak kanan itu akan berupa cahaya, suara, pengetahuan (ilham) dan realisasi.
Tubuh manusia memiliki enam trilyun sel dan setiap sel dapat “berkomunikasi” dengan setiap sub- artikel atom yang bertebaran di seluruh ruang angkasa ini. Setiap sel itu memiliki “kecerdasan” dan mampu berkomunikasi satu sama lain. Maka tidak heran kalau dengan kadar pinolin yang tinggi manusia mampu “membaca” kepingan-kepingan memory yang tertinggal pada partikel-partikel atom di manapun di alam semesta ini.
Boleh dikatakan pinoline memungkinkan pintu menuju atas sadar manusia terbuka dan manusia dapat mengakses informasi yang terdapat di sana dan di mana-mana. Maka membaca “jejak memory” yang menempel pada HP seseorang yang tidak dikenal atau arloji yang dipakainya relative merupakan sesuatu yang “bukan mustahil”. Partikel atom garam yang berasal dari keringat seseorang atau hormone pheromone dari tangannya masih menempel pada HP atau arloji itu – sesuai hukum kekekalan zat dan memuat “sebagian memory” dari si pemiliknya.
3. Hormon 5-MeO-DMT.
Setelah berada dan bermeditasi selama 6 sampai 8 hari terus menerus maka kelenjar pineal mulai memproduksi hormon ini. Hormon ini bersifat luninesens (medatangkan cahaya) dan fosforensens karena sejumlah fosfen disalurkan ke korteks mata dan orang melihat sinar terang di kepalanya.
Penelitian oleh trio E.P.A.Van Wijka; J. Ackermanc; R.Van Wijka,b (aInternational Institute of Biophysics, Neuss, Germany bUtrecht University, The Netherlands cCottage Hospital, Santa Barbara, CA, USA) menunjukkan bahwa meditasi menghasilkan emisi foton ultra-lemah (UPE = Ultra Weak Photon Emission) pada lengan dan dahi para meditator yang diobservasi.
Maka tidak heran kalau lukisan para aulia dalam agama apapun selalu diberi latar belakang sinar terang di belakang kepala mereka dan disertai halo (gelang sinar di kepala). Bagaimana mungkin semua agama memperlihatkan kecenderungan yang sama apabila fenomena tersebut hanya bersifat fiktif atau artifisial?
Pada tingkat itu NMDA-I (‘N-Methyl-D-Aspartare Inhibition’) biasanya muncul. Ini merupakan “wujud halus” proses perlambatan daripada signal-signal input glutamat ke dalam sel-sel. Dan hal ini mempermudah sistem syaraf untuk menyebabkan elektron-elektron berhenti beredar di dalam sel-sel, yang pada gilirannya menyebabkan tingkat meditasi menjadi jauh lebih mendalam lagi. 5-MeO-DMT berinterkalasi dengan perantara RNA. Orang dapat melihat visualisasi holon, seperti memahami pikiran-pikiran pra-bahasa (bahasa telepatik).
4. Dimethyltryptamin (DMT)
Pada hari kesembilan sampai duabelas dalam meditasi dalam ruang gelap total, maka kadar hormone DMT dapat mecapai 25 mg dalam darah. Maka terbukalah apa yang dinamakan “mata ketiga” dam orang secara spiritual dengan “tubuh energi”-nya mampu melayang ke antariksa melampaui dimensi ruang dan waktu.
TM-Sidhi Course pernah mengajarkan selain “flying sidhi” juga teknik `menembus tembok” ini tetapi course semacam ini setahu saya belum pernah diadakan di Indonesia. Dalam course Darkroom Meditation ini selepas 12 hari maka para meditator akan memiliki pandangan mata inframerah dan ultraviolet serta mampu berlari-lari antar ruangan dengan benar-benar “menembus tembok’ dan `tembus orang” dengan cara melihat dan menembus “pola panas tubuhnya” (heat patterns). Pada tahap inilah orang mulai memahami serta mengalami apa yang dinamakan `unconditional love” atau “agape” yaitu jenis kasih yang bersifat ilahi (bukan kasih manusiawi atau sekedar homofil lagi).
Bersambung Lagi.......
Aktifkan Mata Ketiga Anda....Mudah dan tidak Berbahaya....Bag 3
Nah sekarang saatnya mengaktifkan mata ketiga dan kelenjar pituitary kita. Latihannya sebagai berikut:
1. Duduk atau bersila nyaman pada asana anda dengan punggung tegak, tenangkan pikiran dan badan
dengan baik sebelum menuju ke langkah selanjutnya.
2. Dengan kedua tangan di letakkan pada paha dan posisinya terbuka menghadap keatas. Atau bagi yang
nyaman duduk bersimpuh juga nggak masalah. Posisi tulang punggung harus tegak. Pundak dibuat rileks.
Bernafaslah dengan rileks.
3. Selanjutnya dalam imajinasi kamu, tentukan satu titik diantara kedua alis mata.
4. Bila sudah berhasil "melihat" titik itu sekarang masih dalam imajinasi kamu "bernafaslah" melalui titik itu.
Maksudnya seolah-olah kamu menarik dan menghembuskan nafas melalui titik itu dan bukannya melalui hidung.
5. Pertahankan gambaran ini selama mungkin. Bila pikiran kita melantur atau tiba-tiba masuk gambaran
pikiran lain. Perlahan-lahan secara lembut kembalikan lagi ke gambaran awal yaitu bernafas melalui titik tersebut. Hal tersebut merupakan hal yang normal jadi nggak perlu khawatir.
Biasanya sensasi-sensasi yang dirasakan adalah denyutan yang cukup keras atau adanya rasa hangat pada titik tersebut. Sensasi yang dirasakan setiap orang akan berbeda-beda. Tidak hal yang baku dalam masalah ini. Bagi yang tidak atau belum merasakan apapun nggak usah kecewa. Karena ini cuma masalah kepekaan individu....Saya sendiri waktu pertamakali yang dirasakan adalah denyutan dari sekitar kepala...lalu merembet ke Dahi,Pelipis, Belakang kepala...dan Ubun-ubun...denyutan ini sering berpindah dan intensitasnyapun kadang sangat kuat.....seperti batang magnet yang saling didekatkan ..tentu ada effek menarik dan menolak...demikian sensor kepekaan dalan tubuh kita....medan magnet saling menarik dan mendorong disekitar kita.....jangan lupa....Bumi adalah medan magnet terbesar....inilah effek denyutan bagi tubuh kita....jangan takut....anda bukan disentuh oleh siapa-siapa......ha...ha..ha..ha..ha..tidak ada yang berani menyentuh anda selagi masih terus ingat Tuhan Yang Esa.....
Semakin sering latihan ini dilakukan akan semakin menambah kepekaan dan yang terpenting menstimulasi kelenjar
pituitary dan mata ketiga kita. Hingga bisa berfungsi maksimal. Tidak ada aturan waktu yang baku kapan harus
dilakukan. Bisa dilakukan kapan saja. Hanya memang baiknya dilakukan di tempat tertutup agar tidak terganggu
orang lain. Setelah sekitar 10-20 menit melakukan latihan, bisa ditutup dengan doa menurut kepercayaan masing-masing.
Efek samping yang diketahui:
Kemungkinan sakit kepala, migraine, panas dingin, sakit ringan yang disebabkan oleh proses adaptasi energi tubuh
terhadap pola energi baru. Efek ini dapat terjadi dan juga tidak sama sekali tergantung dari tingkat keaktifan pineal
gland anda. Bila terjadi efek samping biasanya hanya akan terasa berlangsung selama hanya berapa waktu, sejam,
sehari atau dua hari. Bila berkelanjutan lebih dari 5 hari - seminggu maka dibutuhkan bantuan meditasi untuk
menstabilkan arus energi chi tubuh.
Faktor yang menghambat terbuka dan berfungsinya mata ketiga:
1. Hambatan mental
2. Trauma
3. Aura keinginan yang terlalu kuat melihat untuk menggunakan mata ketiga. Oleh karena itu jangan gunakan
ambisi atau memaksakan diri yang bisa berakibat terjadinya korslet di otak anda alias terjadi gangguan syaraf alias
Gila, santai dan rileks saja. Yang penting niat dan latihan rutin.
Nb.
1. Bagi yang menjalankan latihan di atas, Resiko ditanggung sendiri-sendiri ya.... Kalau mau dibimbing secara
khusus, ya wajib datang ke tempat pelatihan. he..he...he....
2. Soal mata ke-3, Intuisi, Indra ke-enam, dll. jadilah diri sendiri saja.... tidak usah membandingkan pencapaian
diri sendiri dengan orang lain..... Gunakan metode yg paling pas untuk diri sendiri.... Karena apapun sinyal yang kita
terima itu sifatnya pribadi.... bahasa simbolik yg disesuaikan dengan kosa kata dan belief system kita.....
3. Jangan punya fantasi dan imajinasi yang berlebihan, terima saja apapun intuisi, firasat, dan sinyal yang
anda terima. Melihat aura ataupun melihat makhluk halus semacam jin, dll. bukanlah satu-satunya pertanda
keberhasilan anda. karena tiap orang potensi elemen atau unsur (Air, Api, Udara, & Tanah) di dalam dirinya tidak
sama, jadi bagi yang dominan unsur Api mungkin hanya mampu merasakan dengan "RASA" dan baru melihat entitas
energi melalui mimpi. Dan itupun artinya anda telah berhasil. Jadi jangan terjebak pada cerita keberhasilan orang lain
yang hanya akan mengecilkan motivasi anda. Tetaplah berlatih memurnikan diri, berkultivasi. Dan Terimalah Anugerah
yang anda terima dan syukurilah.
Bersambung lagi ya......
Aktifkan Mata Ketiga Anda....Mudah dan tidak Berbahaya....Bag 2
Aktivasi Mata Ketiga
Menyambung tulisan tentang Mata Ketiga yang memang Menarik untuk dipelajari...sungguh ini menarik karena tanpa disadari sebagai manusia kita semua ingin mencoba sesuatu yang baru dan tumbuh serta aktif didalam tubuh kita....PADAHAL...(sesungguhnya ini bukan baru bagi tubuh kita. Semua orang tanpa kecuali punya mata ketiga. Sayangkan kalo nggak di pakai. Gunanya apa ? Sama seperti fungsi mata pada umumnya). Tapi mata yang ini untuk "melihat" hal-hal yang nggak bisa dilihat mata biasa. Bukan sesuatu Gaib...Gaib disini adalah bukan terlihat dengan mata fisik kita.....yoi....bukan dengan mata fisik kita...lalu?...ha..ha..ha..ha..disini saja sudah akan tampak dari pertanyaan LALU? Ini nggak melulu soal mistik tapi berguna untuk memperbaiki kualitas hidup kita secara global.
Menyambung tulisan tentang Mata Ketiga yang memang Menarik untuk dipelajari...sungguh ini menarik karena tanpa disadari sebagai manusia kita semua ingin mencoba sesuatu yang baru dan tumbuh serta aktif didalam tubuh kita....PADAHAL...(sesungguhnya ini bukan baru bagi tubuh kita. Semua orang tanpa kecuali punya mata ketiga. Sayangkan kalo nggak di pakai. Gunanya apa ? Sama seperti fungsi mata pada umumnya). Tapi mata yang ini untuk "melihat" hal-hal yang nggak bisa dilihat mata biasa. Bukan sesuatu Gaib...Gaib disini adalah bukan terlihat dengan mata fisik kita.....yoi....bukan dengan mata fisik kita...lalu?...ha..ha..ha..ha..disini saja sudah akan tampak dari pertanyaan LALU? Ini nggak melulu soal mistik tapi berguna untuk memperbaiki kualitas hidup kita secara global.
Mau tau cara mengaktifkannya? sebenarnya mudah..tetapi agak-agak gimana gitu....yang menjadi lama dan
terhambat adalah.....
Poin satu: ingin cepat terbuka (terburu-buru) padahal ini adalah pekerjaan halus....sangat halus dan hati-hati....
Poin dua : ingin mendapati yang enggak-enggak (bukan sesuatu yang real/ nyata...semisal dengan
Poin dua : ingin mendapati yang enggak-enggak (bukan sesuatu yang real/ nyata...semisal dengan
menebak-nebak...telah bisa begini...melihat begitu...atau merasakan beg-beg...he...he..)
Poin tiga : kurang pasrah...dalam hal ini paling sulit dipahami....konotasi pasarah sering diidentikkan dengan..."Yo Wis Lah...Piye Meneh"......padahal disini adalah pasrah pada kehendak...kehendak siapa?....Kehendak Illahi.....bagaimana?...begini....semua perjalanan hidup dan kehidupan adalah kehendak Illahi....mungkin anda sering mendengar atau bahkan mengabaikan kalimat...Hidup, Mati, Rejeki Jodoh adalah....Kehendak......nah.....ini dihayati dirasakan dengan meditasi...What!!!...apa itu meditasi...nanti ditulisan berikut...akan saya coba sampaikan...oke...
Poin tiga : kurang pasrah...dalam hal ini paling sulit dipahami....konotasi pasarah sering diidentikkan dengan..."Yo Wis Lah...Piye Meneh"......padahal disini adalah pasrah pada kehendak...kehendak siapa?....Kehendak Illahi.....bagaimana?...begini....semua perjalanan hidup dan kehidupan adalah kehendak Illahi....mungkin anda sering mendengar atau bahkan mengabaikan kalimat...Hidup, Mati, Rejeki Jodoh adalah....Kehendak......nah.....ini dihayati dirasakan dengan meditasi...What!!!...apa itu meditasi...nanti ditulisan berikut...akan saya coba sampaikan...oke...
Mata ketiga sendiri seperti fungsi utama mata memang di pergunakan untuk "melihat".
Hanya hal-hal yang dilihat adalah kasat mata, yang nggak bisa dilihat mata biasa.
Mata biasa mempunyai kemampuan yang terbatas. Hanya bisa melihat bentuk-bentuk dalam dimensi tiga.
Hanya hal-hal yang dilihat adalah kasat mata, yang nggak bisa dilihat mata biasa.
Mata biasa mempunyai kemampuan yang terbatas. Hanya bisa melihat bentuk-bentuk dalam dimensi tiga.
Benda-benda yang bergetar pada frekwensi rendah. Sedangkan banyak benda-benda atau makhluk (entitas) yang bergetar pada frekwensi yang sangat cepat yang nggak bisa dilihat mata. Biasanya bagi yang terbiasa berpikir memakai logika saja apa yang bisa di lihat itulah yang di anggap kenyataan. Padahal justru hal-hal yang nggak bisa dilihat mempunyai energi lebih besar dan lebih besar pengaruhnya dalam hidup kita.
Contoh mudahnya adalah dengan memperhatikan baling-baling kipas angin. saat baling-balingnya berputar dengan kecepatan rendah kita masih bisa melihatnya. Tapi energi kinetik (angin) yang dihasilkan nggak besar. Lalu saat kecepatan berputarnya ditambah,baling-baling itu seolah menghilang tak terlihat. Tapi energi yang dihasilkan jauh lebih besar. Begitu juga fenomena yang ada di alam. Semua yang bergetar lebih cepat akan sulit terlihat tapi menghasilakan energi yang lebih besar.
Mungkin yang terlihat oleh mata ketiga bukan secara gamblang. Tapi melalui simbol-simbol. Atau lewat mimpi, firasat, intuisi, kejadian-kejadian atau situasi tertentu. Tapi bagi yang sudah terbiasa, hal-hal tersebut bisa ditangkap, diartikan sehingga bisa dipergunakan untuk mengambil keputusan yang tepat atau menghindari bahaya yang akan datang.
Secara medis kelenjar Pituitary juga mempunyai fungsi lain yaitu memproduksi HGH (human growth hormone). Yaitu hormon pertumbuhan dalam tubuh manusia yang diantaranya bertugas untuk membuat tulang lebih kuat,menumbuhkan rambut,merangsang kekebalan tubuh,memperbaiki daya penglihatan,memberikan perasaan nyaman, memperbaiki daya ingat. Dan yang paling penting buat para cewek khususnya, HGH ini bisa membuat kulit lebih halus,sehat dan awet muda.
Bersambung lagi.....
Aktifkan Mata Ketiga Anda....Mudah dan tidak Berbahaya
Mata ketiga diasosiasikan dengan chakra Ajna yang terletak pada kening, sedikit diatas pertengahan kedua alis mata. Ajna juga dekat asosiasinya dengan kelenjar pineal/pineal gland yang sering disebut sebagai mata ketiga yang sebenarnya.
Filosofer perancis Rene Descartes mempercayai bahwa pineal gland ini merupakan "the Seat of the soul" (tempat duduknya jiwa) dimana koneksi pikiran dan tubuh dapat bertemu.
Kelenjar yang berukuran sebesar biji kacang ini biasanya tidak/kurang aktif bagi majoritas orang tetapi latihan di bawah nanti bila dilakukan dengan benar akan dapat membangunkan dan menstimulasinya sehingga menjadi lebih aktif.
Fungsi Mata ketiga:
- melihat energi
- melihat alam halus/dimensi yang lebih tinggi
- melihat tembus pandang
- Pusat Intuisi
Ilmuwan “Menemukan Kembali” Mata Ketiga
Pentingnya mata ketiga yang dikenal juga sebagai mata kebijaksanan, telah diketahui oleh para pencari Kebenaran dan praktisi rohani selama berabad-abad, namun baru-baru ini keberadaannya baru diakui oleh ilmu pengetahuan modern. Sebagai contoh, dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh orang Rusia baru-baru ini, negatif (film) yang diletakkan di dalam sebuah amplop yang tidak tembus cahaya mulai berkembang menjadi gambar foto setelah diletakkan di atas dahi seseorang. Menurut peneliti utama riset ini, Vitaly Pravdivstev, “Pengujian ini mengungkapkan bahwa orang-orang tertentu sanggup memancarkan apa yang disebut “gambaran otak” dari suatu tempat di dalam dahi.”
Pravdivstev terus menunjukkan hubungan antara kemampuan ini dengan pusat otak yang dikenal sebagai mata ketiga. Ia menyatakan, “Tradisi orang Asia kuno dapat membuktikan perkiraan kita: Mereka mengatakan bahwa radiasi datang dari pusat energi manusia. Ilmu pengetahuan esoterik menyebut pusat ini sebagai mata ketiga.”
Demikian juga, keberadaan mata ketiga pada hewan-hewan tertentu telah dibuktikan di bidang zoologi. Banyak reptil dan burung memiliki mata ketiga yang berhubungan dengan kelenjar pineal. Mata ini tidak melihat dengan cara yang sama seperti mata fisik, tetapi mata ini dapat merasakan cahaya dan panas. Selain itu, kelenjar pineal manusia telah terbukti memiliki penerima cahaya dan memproduksi melatonin, suatu zat yang pelepasannya ditentukan oleh sejumlah cahaya yang diterima tubuh (lihat majalah Berita # 133,“The Pineal Gland and Melatonin (Kelenjar Pineal dan Melatonin)”.
Namun, ilmuwan umumnya meremehkan pentingnya fungsi kelenjar pineal dalam tubuh manusia. Meskipun sama dengan mata ketiga dari hewan-hewan tertentu, manusia tidak menggunakan kelenjar tersebut untuk merasakan cahaya secara langsung. Penemuan baru-baru ini menunjukkan bahwa mata fisik juga dapat memproduksi melatonin sehingga membuat peran kelenjar pineal semakin diabaikan. Akhirnya, tidak seperti pada hewan, mata ketiga manusia terpendam di dalam otak dan perbedaan tempat ini dapat membuat keberadaan kelenjar pineal manusia bahkan semakin kurang penting. Dalam istilah evolusi, kelenjar tersebut kelihatannya lambat laun menghilang daripada digunakan untuk fungsi vital.
Namun, penemuan yang dilakukan oleh Vitaly Pravdivstev yang dibahas di atas mungkin mendorong ilmu pengetahuan modern untuk menerima pandangan baru pada topik tersebut. Kemampuan untuk memproyeksikan gambar di foto telah menunjukkan bahwa organ ini sebenarnya dapat “melihat” sendiri dan bekerja melampaui tingkat keberadaan fisik. Kebanyakan dari mata ketiga mungkin berada dalam keadaan yang tidak aktif. Alasannya mungkin berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh ilmu pengetahuan. Kelenjar pineal mungkin hanya butuh semacam pembangkitan yang Guru sebut sebagai “berhubungan kembali dengan Tuhan“ untuk mendapatkan perannya yang benar.
Pengarang lain, G de Puruker, seorang teosofis, pada tahun 1920 menulis tentang kelenjar pineal dan evolusi manusia dilihat dari sudut pandang rohani:
Bahkan saat ini, kelenjar pineal merupakan sumber dari kesadaran intuisi. Pada saat kita mempunyai firasat, kelenjar ini bergetar dengan perlahan; ketika kita mempunyai inspirasi atau kilasan pemahaman intuisi, ia bergetar lebih keras. Namun demikian, mata kebijaksanaan sangat sulit digunakan, terutama karena bekerjanya kedua mata fisik kita yang menghambatnya. Seiring dengan berlalunya waktu, kedua mata akan tumbuh dengan perlahan dan bekerja semakin sempurna, namun perannya nanti akan berkurang, dan “mata pertama“ akan kembali berperan sebagaimana mestinya.
Mungkin keterangan Puruker tentang “mata pertama“ dapat menjadi tanda penting untuk mengenali Zaman Keemasan. Jika demikian, penelitian Pravdivstev dapat melambangkan pengesahan ilmu pengetahuan tentang pentingnya mata kebijaksanaan. Seperti yang dikatakan Guru, mata kebijaksanaan adalah titik dimana kita “pergi“ berhubungan kembali dengan Tuhan di dalam. Pada dasawarsa mendatang, kita semua harus lebih menghargai pentingnya hubungan kita dengan Tuhan. [MK3]
Bersambung.........
Langganan:
Postingan (Atom)