RistiGo Menulis
-
▼
2012
(22)
-
▼
Februari
(22)
-
▼
Feb 13
(6)
- Aktifkan Mata Ketiga Anda....Mudah dan tidak Berba...
- Aktifkan Mata Ketiga Anda....Mudah dan tidak Berba...
- Aktifkan Mata Ketiga Anda....Mudah dan tidak Berba...
- Aktifkan Mata Ketiga Anda....Mudah dan tidak Berba...
- Aktifkan Mata Ketiga Anda....Mudah dan tidak Berba...
- Aktifkan Mata Ketiga Anda...Mudah dan tidak Berbah...
-
▼
Feb 13
(6)
-
▼
Februari
(22)
Senin, 13 Februari 2012
Aktifkan Mata Ketiga Anda....Mudah dan tidak Berbahaya
Mata ketiga diasosiasikan dengan chakra Ajna yang terletak pada kening, sedikit diatas pertengahan kedua alis mata. Ajna juga dekat asosiasinya dengan kelenjar pineal/pineal gland yang sering disebut sebagai mata ketiga yang sebenarnya.
Filosofer perancis Rene Descartes mempercayai bahwa pineal gland ini merupakan "the Seat of the soul" (tempat duduknya jiwa) dimana koneksi pikiran dan tubuh dapat bertemu.
Kelenjar yang berukuran sebesar biji kacang ini biasanya tidak/kurang aktif bagi majoritas orang tetapi latihan di bawah nanti bila dilakukan dengan benar akan dapat membangunkan dan menstimulasinya sehingga menjadi lebih aktif.
Fungsi Mata ketiga:
- melihat energi
- melihat alam halus/dimensi yang lebih tinggi
- melihat tembus pandang
- Pusat Intuisi
Ilmuwan “Menemukan Kembali” Mata Ketiga
Pentingnya mata ketiga yang dikenal juga sebagai mata kebijaksanan, telah diketahui oleh para pencari Kebenaran dan praktisi rohani selama berabad-abad, namun baru-baru ini keberadaannya baru diakui oleh ilmu pengetahuan modern. Sebagai contoh, dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh orang Rusia baru-baru ini, negatif (film) yang diletakkan di dalam sebuah amplop yang tidak tembus cahaya mulai berkembang menjadi gambar foto setelah diletakkan di atas dahi seseorang. Menurut peneliti utama riset ini, Vitaly Pravdivstev, “Pengujian ini mengungkapkan bahwa orang-orang tertentu sanggup memancarkan apa yang disebut “gambaran otak” dari suatu tempat di dalam dahi.”
Pravdivstev terus menunjukkan hubungan antara kemampuan ini dengan pusat otak yang dikenal sebagai mata ketiga. Ia menyatakan, “Tradisi orang Asia kuno dapat membuktikan perkiraan kita: Mereka mengatakan bahwa radiasi datang dari pusat energi manusia. Ilmu pengetahuan esoterik menyebut pusat ini sebagai mata ketiga.”
Demikian juga, keberadaan mata ketiga pada hewan-hewan tertentu telah dibuktikan di bidang zoologi. Banyak reptil dan burung memiliki mata ketiga yang berhubungan dengan kelenjar pineal. Mata ini tidak melihat dengan cara yang sama seperti mata fisik, tetapi mata ini dapat merasakan cahaya dan panas. Selain itu, kelenjar pineal manusia telah terbukti memiliki penerima cahaya dan memproduksi melatonin, suatu zat yang pelepasannya ditentukan oleh sejumlah cahaya yang diterima tubuh (lihat majalah Berita # 133,“The Pineal Gland and Melatonin (Kelenjar Pineal dan Melatonin)”.
Namun, ilmuwan umumnya meremehkan pentingnya fungsi kelenjar pineal dalam tubuh manusia. Meskipun sama dengan mata ketiga dari hewan-hewan tertentu, manusia tidak menggunakan kelenjar tersebut untuk merasakan cahaya secara langsung. Penemuan baru-baru ini menunjukkan bahwa mata fisik juga dapat memproduksi melatonin sehingga membuat peran kelenjar pineal semakin diabaikan. Akhirnya, tidak seperti pada hewan, mata ketiga manusia terpendam di dalam otak dan perbedaan tempat ini dapat membuat keberadaan kelenjar pineal manusia bahkan semakin kurang penting. Dalam istilah evolusi, kelenjar tersebut kelihatannya lambat laun menghilang daripada digunakan untuk fungsi vital.
Namun, penemuan yang dilakukan oleh Vitaly Pravdivstev yang dibahas di atas mungkin mendorong ilmu pengetahuan modern untuk menerima pandangan baru pada topik tersebut. Kemampuan untuk memproyeksikan gambar di foto telah menunjukkan bahwa organ ini sebenarnya dapat “melihat” sendiri dan bekerja melampaui tingkat keberadaan fisik. Kebanyakan dari mata ketiga mungkin berada dalam keadaan yang tidak aktif. Alasannya mungkin berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh ilmu pengetahuan. Kelenjar pineal mungkin hanya butuh semacam pembangkitan yang Guru sebut sebagai “berhubungan kembali dengan Tuhan“ untuk mendapatkan perannya yang benar.
Pengarang lain, G de Puruker, seorang teosofis, pada tahun 1920 menulis tentang kelenjar pineal dan evolusi manusia dilihat dari sudut pandang rohani:
Bahkan saat ini, kelenjar pineal merupakan sumber dari kesadaran intuisi. Pada saat kita mempunyai firasat, kelenjar ini bergetar dengan perlahan; ketika kita mempunyai inspirasi atau kilasan pemahaman intuisi, ia bergetar lebih keras. Namun demikian, mata kebijaksanaan sangat sulit digunakan, terutama karena bekerjanya kedua mata fisik kita yang menghambatnya. Seiring dengan berlalunya waktu, kedua mata akan tumbuh dengan perlahan dan bekerja semakin sempurna, namun perannya nanti akan berkurang, dan “mata pertama“ akan kembali berperan sebagaimana mestinya.
Mungkin keterangan Puruker tentang “mata pertama“ dapat menjadi tanda penting untuk mengenali Zaman Keemasan. Jika demikian, penelitian Pravdivstev dapat melambangkan pengesahan ilmu pengetahuan tentang pentingnya mata kebijaksanaan. Seperti yang dikatakan Guru, mata kebijaksanaan adalah titik dimana kita “pergi“ berhubungan kembali dengan Tuhan di dalam. Pada dasawarsa mendatang, kita semua harus lebih menghargai pentingnya hubungan kita dengan Tuhan. [MK3]
Bersambung.........
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar